UPI dan UNLA - Buah Do'a Yang Menjadi Kenangan Rukun Ikhtiar
Inilah kisah kami selanjutnya, saat kami sudah mulai lelah menjadi penggiat lingkungan lantaran tidak mendapat perhatian khusus dari pihak pemerintahan Desa, satu per satu anggota berguguran.
Ya, kami yang tersisa mengandalkan semangat juang yang hampir hilang karna terbawa bersama menguapnya sebagian volume air Citarum ke udara karna kerakusan sinar matahari yang semakin hari semakin panas.
Rencana aksi hanya sebatas teori dan wacana tanpa tindak lanjut yang pasti, sedangkan permasalahan utama citarum adalah sampah.
Dengan semangat yang tersisa, kami membuat konsep mentah dan kembali berdiskusi untuk segera bangkit sebelum benar-benar hilang seutuhnya. Mencoba kembali membangkitkan semangat, kembali berikhtiar dengan di ikat sebuah kerukunan yang kokoh walau hanya beberapa anggota yang tersisa.
Di samping itu kami turut berdoa semoga ada bantuan berupa apa saja, untung-untung ada bantuan dana.
Karna niat dan tujuan kami suci, do'a kami di dengar oleh Allah SWT. Datangnya anggaran dari program Kampung KB, dan kita juga di bantu dalam bentuk tenaga serta pikiran dari dua Universitas Ternama yaitu pertama dari Mahasiswa KKN UPI dan di susul Mahasiswa KKN dari Universitas Langlangbuana.
Alam mendengar jeritan kami, kami membutuhkan bantuan, pikiran tenaga dan anggaran.
UPI kami ibaratkan buah yang masih muda dan belum siap di petik dan UNLA ibarat buah yang sudah merah merekah dan siap di petik.
UPI sudah meninggalkan kami terlebih dahulu dan hari ini, tanggal 4 September UNLA mengadakan loka karya yang terakhir sekaligus perpisahan.
Bisa di bayangkan, sebuah pohon apel yang di rawat dari pembibitan hingga berbuah dan matang lalu hilang karna di petik orang.
Pohon yang kita rawat, di beri pupuk dan di siram setiap pagi dan sore, seiring waktu muncul bunga tanda akan berbuah, semakin hari semakin besar kemudian setengah matang dan mulai memerah kemudian buah itu siap di petik besok, sedangkan keesokan harinya buah itu hilang.
Mungkin kamu sedih, marah tapi tidak tau siapa yang pantas kita marahi.
Untuk buah yang satu ini, buah do'a kami khususnya KKNM Langlangbuana mengadakan acara perpisahan, betapa sedihnya kami.
Mereka sangat berkesan bagi kami, kami belum siap untuk berpisah tapi tetap waktu yang berkuasa. Mungkin Alam sudah menyiapkan yang lain untuk kita, Allah sudah menyiapkan sesuatu yang lebih lagi dari yang sekarang, mungkin ini bagian dari ujian kita.
Terus meratapi kesedihan atau menyiapkan bekal lebih banyak untuk perjalanan panjang yang tiada akhirnya.
Semoga kita Kader Ecovillage Desa Citapen selalu di beri kesehatan dan semangat lebih dari sekarang setelah kepergian KKN dari UPI dan KKNM UNLA.
Yang pasti, kami yakin KKN UPI dan UNLA merupakan buah do'a kami kader ecovillage desa citapen.
Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita.
Ya, kami yang tersisa mengandalkan semangat juang yang hampir hilang karna terbawa bersama menguapnya sebagian volume air Citarum ke udara karna kerakusan sinar matahari yang semakin hari semakin panas.
Rencana aksi hanya sebatas teori dan wacana tanpa tindak lanjut yang pasti, sedangkan permasalahan utama citarum adalah sampah.
Dengan semangat yang tersisa, kami membuat konsep mentah dan kembali berdiskusi untuk segera bangkit sebelum benar-benar hilang seutuhnya. Mencoba kembali membangkitkan semangat, kembali berikhtiar dengan di ikat sebuah kerukunan yang kokoh walau hanya beberapa anggota yang tersisa.
Di samping itu kami turut berdoa semoga ada bantuan berupa apa saja, untung-untung ada bantuan dana.
Karna niat dan tujuan kami suci, do'a kami di dengar oleh Allah SWT. Datangnya anggaran dari program Kampung KB, dan kita juga di bantu dalam bentuk tenaga serta pikiran dari dua Universitas Ternama yaitu pertama dari Mahasiswa KKN UPI dan di susul Mahasiswa KKN dari Universitas Langlangbuana.
UPI dan UNLA Merupakan Buah Do'a Rukun Ikhtiar
Alam mendengar jeritan kami, kami membutuhkan bantuan, pikiran tenaga dan anggaran.
UPI kami ibaratkan buah yang masih muda dan belum siap di petik dan UNLA ibarat buah yang sudah merah merekah dan siap di petik.
UPI sudah meninggalkan kami terlebih dahulu dan hari ini, tanggal 4 September UNLA mengadakan loka karya yang terakhir sekaligus perpisahan.
Bisa di bayangkan, sebuah pohon apel yang di rawat dari pembibitan hingga berbuah dan matang lalu hilang karna di petik orang.
Pohon yang kita rawat, di beri pupuk dan di siram setiap pagi dan sore, seiring waktu muncul bunga tanda akan berbuah, semakin hari semakin besar kemudian setengah matang dan mulai memerah kemudian buah itu siap di petik besok, sedangkan keesokan harinya buah itu hilang.
Mungkin kamu sedih, marah tapi tidak tau siapa yang pantas kita marahi.
Untuk buah yang satu ini, buah do'a kami khususnya KKNM Langlangbuana mengadakan acara perpisahan, betapa sedihnya kami.
Mereka sangat berkesan bagi kami, kami belum siap untuk berpisah tapi tetap waktu yang berkuasa. Mungkin Alam sudah menyiapkan yang lain untuk kita, Allah sudah menyiapkan sesuatu yang lebih lagi dari yang sekarang, mungkin ini bagian dari ujian kita.
Terus meratapi kesedihan atau menyiapkan bekal lebih banyak untuk perjalanan panjang yang tiada akhirnya.
Semoga kita Kader Ecovillage Desa Citapen selalu di beri kesehatan dan semangat lebih dari sekarang setelah kepergian KKN dari UPI dan KKNM UNLA.
Yang pasti, kami yakin KKN UPI dan UNLA merupakan buah do'a kami kader ecovillage desa citapen.
Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita.
Post a Comment for "UPI dan UNLA - Buah Do'a Yang Menjadi Kenangan Rukun Ikhtiar"
Mohon kiranya tulis komentar berupa kritik dan saran sebelum keluar, terima kasih,...